SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI DESA TAMANBALI, MEDIA TRANSPARANSI ANGGARAN DAN TEMPAT PENGAJUAN SURAT MENYURAT ADMINISTRASI

Artikel

Desa Wisata Guliang Kangin

09 Februari 2017 13:46:49  Operator SID  2.232 Kali Dibaca  Berita Desa

Di samping memiliki Taman Narmada Bali Raja dan Air Terjun Kuning, Desa Tamanbali masih memiliki beberapa wilayah yang layak untuk dijadikan tujuan wisata, yaitu Desa Wisata Guliang Kangin.  Desa wisata ini diinisiasi oleh warga masyarakat lokal, di tetapkan dengan Perbup No. 16 Tahun 2014, berjarak sekitar 7 Km dari Kota Bangli, 7 Km Dari Kota Gianyar, 8 Km dari Kota Semarapura, dan 37 Km dari Kota Denpasar.

Desa Wisata Guliang Kangin menawarkan atraksi pertanian tradisional sebagai daya tarik utama, disamping daya tarik alamnya yang masih lestari. Wisatawan akan  diberikan tontonan proses penggarapan lahan sampai menghasilkan padi, bahkan sampai siap dimakan. Wisatawan bisa ikut berpartisipasi dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai metekap, melasah, memula, menyiangi rumput, sampai pada memasak dengan alat tungku tradisional.

Selain itu, desa wisata ini juga menyediakan beberapa program wisata, diantaranya : trekking di sekitar wilayah desa wisata, kunjungan ke perapen (pande) untuk melihat proses pembuatan peralatan secara tradisional, cycling (bersepeda), cooking class  (belajar memasak) ala Bali, a day with Balinese, Pijat Refleksi, Balinese Furification Blassing (penyembuhan tradisional), dan berbagai program yang bisa dipesan khusus oleh pengunjung.

Desa wisata ini juga menyediakan  rumah penduduk yang dijadikan penginapan bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana desa wisata dan merasakan tinggal di dalamnya serta melakukan aktivitas seperti masyarakat biasa.

Implementasi Tri Hita Karana di Desa Wisata Guliang Kangin, diwujudkan dengan memuja Tri Murti di Pura Puseh, Bale Agung dan Pura Dalem. Disamping itu pihak desa juga nyungsung Pura Dalem Tengaling (Kawitan Mahagotra Tirta Harum) dan Penataran Agung Dalem Dimade (Merajan Warih Dalem Dimade), yang berada di wilayah Desa Wisata Guliang Kangin. Terkait dengan dua pura terakhir, pura ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi, yang mana pura tersebut adalah peninggalan Raja Klungkung saat mengungsi ke Guliang Kangin.

Untuk wisata spiritual, desa wisata ini menawarkan wisata malukat Pancoran Solas. Pancoran ini terletak di sisi timur desa wisata, di aliran sungai melangit, berbatasan dengan Pura Tirta Harum Satria Tamanbali, dan Bakas Levi Rafting. Pancoran Solas, jumlahnya 11 buah pancoran. 1 Pancoran di atas, untuk keperluan upacara, sedangkan 10 pancoran di bawah, untuk keperluan malukat, membantu proses penyembuhan atau pembersihan sekala - niskala. 10 Pancoran melambangkan dasa aksara ( Sa Ba Ta I Na Ma Si Wa Ya ), yang bersemayam di seluruh tubuh manusia, sehingga pembersihan terhadap dasa aksara akan membersihkan kekotoran di pikiran dan tubuh manusia.

Dari sudut legenda lahirnya Desa Guliang Kangin, berawal dari mengungsinya raja Gelgel generasi VI, yang bernama Dalem Dimade, akibat Pembrontakan mahapatih Gusti Agung Maruti. Awalnya beliau menetap di desa blahpane. Setelah beberapa lama tinggal disana  kesehatan beliau semakin menurun, sampai suatu saat beliau pindah ke Desa Tambangwilah (Desa Guliang Kangin sekarang), dan setelah melewati proses upacara salah satunya mandi di Pancoran Solas. Semenjak itu beliau merasa lebih tenang dan nyaman dalam pengungsian, akhirnya beliau memugar dan memberi nama pancoran tersebut sebagai pancoran solas.  Setelah lama beliau mandi di pancoran tersebut, akhirnya beliau merasa sehat, sampai belai menamakan Desa Tambangwilah sebagai Desa Guliang, yang berasal dari kata Guh (menyebabkan) dan Liang (senang/nyaman), sehingga sampai sekarang bernama Desa Guliang.

Dalam pelestarian tradisi, alam dan lingkungan, pihak desa wisata melakukan beberapa hal untuk menjaga agar tradisi yang ada dapat diteruskan ke generasi muda, dengan secara reguler melakukan kegiatan pasraman, baik untuk anak-anak dan remaja. Setiap hari libur, anak-anak diajarkan membuat klatkat, katik sate, sengkuwi, tipat, mejejaitan, mekidung, menari, menabuh, menganyam tikar pandan, dan tradisi-tradisi yang mulai dirasa punah.  “Kita ajak generasi muda untuk kembali tertarik pada tradisi, sehingga bisa melanjutkannya ke depan, kita ajak generasi untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti balap liar, bermain PS atau kegiatan negatif lainnya.  Untuk informasi tentang desa wisata, bisa diakses di www.guliangkangin.or.id

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Pengajuan Surat

Hubungi Kami

Hubungi Kami

 Aparatur Desa

Back Next

 Sinergi Program

Prodeskel E-Billing Pajak
SDGs Desa SIKS-NG

 Destinasi Wisata

Desa Wisata Guliang Kangin Air Terjun Dedari Kuning Waterfall & Adventure Pancoran Solas

 Peta Desa

 Tamanbali on Facebook

 Komentar

 Media Sosial

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:312
    Kemarin:391
    Total Pengunjung:813.144
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:18.224.0.25
    Browser:Mozilla 5.0

 Arsip Artikel